BUNDERAN TUGU ADIPURA SUMEDANG

Pada zaman dahulu Sumedang dikenal dengan sebutan kota buludru. Karena Sumedang merupakan kota yang rindang dengan pepohonan.Suasana kota Sumedang kala itu sangat menyenangkan dan banyak orang yang mengunjunginya. Dengan rindangnya pepohonan, menyebabkan teduhnya jalanan, sejuk dan segarnya udara kota Sumedang terasa adem nyaman untuk dinikmati. Jika dilihat dari udara,kota Sumedang sangat hijau dan rindang seperti kain beludru. Sebutan Kota Buludru di Sumedang melekat sekitar pada tahun 1960.Karena pada saat itu Sumedang menerima kunjungan dari Presiden Soekarno,beliau melihat Sumedang penuh dengan pohon-pohon besar yang kalau dipandang dari atas seperti beludru,pemandangannya teduh dan hijau. Sehingga Sumedang terlihat asri dan juga kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungannya yang sangat tinggi. Hingga saat ini masih tersisa beberapa pohon besar yang tumbuh sepanjang jalan protokol kabupaten Sumedang, pohon-pohon itu bisa kita lihat sepanjang jalan raya Sumedang-Cirebon. Banyaknya pepohonan bukan hanya di jalan-jalan protokol/umum saja, melainkan di jalan pinggiran juga banyak pepohonan yang ditanamnya. Seiring berkembangnya jaman, pepohonan yang berdiri tegak di pinggir jalan banyak yang ditebang. Alasannya karena banyaknya pembangunan gedung-gedung yang didirikan oleh pemerintah, sehingga menyeret pepohonan yang ada.Pelebaran jalan juga menyebabkan pepohonan harus ditebang. Selain itu juga karena alasan keamanan masyarakat, pepohonan yang sudah tua harus ditebang agar tidak membahayakan kegiatan masyarakat. Pada saat malam hari monumen Adipura tersebut sangat indah dipandang,karena terdapat lampu-lampu yang menyala dipinggiran monumen tersebut.Bila kita berjalan pada malam hari melewati monumen tersebut atau dikenal dengan Bunderan Alamsari,kita akan dimanjakan dengan pacaran germalap lampu yang bagus,bahkan banyak orang mengabadikan keindahan monumen itu untuk dokumentasi. Dengan kondisi yang asri tersebut, tidak heran jika Kabupaten Sumedang mendapatkan penghargaan piala Adipura. Piala Adipura yang pertama diraih oleh Kabupaten Sumedang sebagai kabupaten yang bersih dan indah pada tahun 1984. Dan pada tahun 1997 Kabupaten Sumedang dibawah kepemimpinan bupati H.M. Husein Jachjasaputra bisa meraih kembali Piala Adipura untuk yang kedua kalinya. Piala Adipura merupakan penghargaan yang diberikan kepada kota terbersih. Tentunya keberhasilan ini bukan hanya merupakan keberhasilan pemerintah tetapi juga atas keberhasilan seluruh masyarakat kota Sumedang dalam menjaga kebersihan lingkungan. Untuk mengenang raihan penghargaan itu,maka dibangunlah monumen atau tugu Adipura di perempatan (bunderan) Alamsari. Tugu yang menyatakan bahwa Kabupaten Sumedang pernah mendapatkan penghargaan sebagai Kabupaten yang bersih dan indah. Dari prestasi yang diraih tersebut Kabupaten Sumedang merupakan kota yang memiliki tingkat kesadaran yang tinggi terhadap kebersihan lingkungan.Dengan banyaknya pepohonan yang ditanam dipinggir jalan lingkungan menjadi lebih sejuk,polusi jalanan menjadi terserap. Jadi udara yang dihirup oleh kita bersih dan segar. Kita sebagai generasi muda harus bisa menjaga,melindungi kota Sumedang ini dari ulah tangan-tangan jail,yang tidak bertanggung jawab.Agar kota Sumedang ini tetap asri dan dikenal terus oleh banyak orang,meskipun sekarang ini pepohonan yang ditaman menjadi berkurang karena banyaknya pembangunan.Tetapi kita sebagai generasi penerus harus bisa mengganti pepohonan yang sudah tua,bahkan yang mau mati,sekaligus ciptakan kembali Sumedang ini menjadi kota beludru.